Senin, 11 September 2017

Museum Rumah Bundar-Kota Tarakan

Museum Rumah Bundar berada di Jl.Danau Jempang Kelurahan Pramusian Kecamatan Tarakan Tengah Kota Tarakan,Kalimantan Utara.Lokasi tersebut dapat ditempuh sekitar 15 menit dari Bandara Juwata Tarakan.sebelum mulai di buka untuk khalayak ramai, museum rumah bundar ini di kenal masyarakat sebagai rumah bundar saja. bangunan ini di kelola langsung oleh Dinas Kebudayaan Kota Tarakan. museum ini masih tergolong sepi pengunjung dikarenakan masih sedikitnya koleksi yang ada di museum tersebut.Bangunan ini berbentuk suatu rumah berukuran sekitar 6x 12 meter dengan atap berbentuk melengkung atau setengah lingkaran. bangunan ini tepat di samping kantor DPRD kota Tarakan. selain museum tersebut bangunan sejarah lainnya adalah perumahan staf BPM, Klenteng, Masjid, dan lain-lainBangunan ini didirikan oleh tentara Australia pada tahun 1945 sebagai tempat tinggal setelah merebut kekuasaan dari tangan Jepang. museum ini banyak sekali menyimpan sejarah perang dunia ke II. dan mayoritas menyimpan benda sejarah berupa samaurai, baling-baling pesawat tempur, sepatu paara penjajah, helm pasukan tentara sekutu, pedang algojo jepang dan lebih banyak didomonasi foto keadaan saat perang ke II di Tarakan. Koleksi lainya yang bisa anda lihat beberapa alat perang berupa senjata dan pistol peninggalan VOC menyebutkan asal muasal benda ini awalnya dari wilayah kabupaten Berau, senjata api laras panjang dan pistol ini berlabelkan VOC memangs sedikit sekali keterkaitan antara VOC dengan Tarakan hubungannya dengan senjata tersebut namun demikian bisa saja senjata ini di hubungkan dengan posisi Tarakan sebagai jalan daerah perdagangan di wilayah utara Kalimatan, bahwa pistol VOC ini merupakan gambaran senjata para pedagang VOC yang bukan tidak mungkin telah menjadikan Tarakan sebagi rute dagang Berau dan juga ke Tanjung Selor atau pedalaman Kalimantan lainnya
Uniknya pondasi rumah bundar ini ternyata terbuat dari batu karang yang diambil dari Pulau Melulun yang dahulunya salah satu pulau bagian daerah Tarakan, namun sayangnya akibat pengerukan yang terus dilakukan oleh pasukan Belanda sebagai bahan baku pembuatan bangunan ini menjadikan pulau tersebut tidak ada lagi.Setelah kemerdekaan Republik Indonesia rumah ini digunakan kembali oleh pejabat-pejabat Indonesia, namun sayang kelestarian rumah ini yang masih bertahan dari segi arsitekturnya hanya tersisa satu rumah., dan itu pun oleh Pemerintah Kota Tarakan di jadikan sebagai Museum sejarah. Sedangkan rumah bundar lainnya, oleh pemiliknya sudah berubah bentuk kearah bangunan modern dengan menghilangkan bentuk aslinya.








Artikel Terkait


EmoticonEmoticon