Jumat, 13 Oktober 2017

Museum Semarajaya-Kabupaten Klungkung

Museum Semarajaya berada di Jl Untung Suropati,Kelurahan Semarapura kelod,Kecamatan Klungkung,Kabupaten Klungkung,Bali.Museum Semarajaya satu kompleks dengan Taman Gili Kerta Gosa, dengan menyeberangi lapangan rumput terbuka berhias pohon palm dan kamboja berukuran tanggung, sehingga belum lagi sanggup memberi keteduhan kepada para pejalan. sebagai Museum Semarajaya, bangunan museum pernah digunakan oleh SMP Negeri 1 Klungkung sampai akhir 1990. Museum Semarajaya diresmikan bersamaan dengan Monumen Puputan Klungkung pada 28 April 1992.Bangunan memanjang Museum Semarajaya bekas sekolah MULO, didirikan Belanda sekitar tahun 1920-an, beberapa tahun setelah Belanda menghancurkan Puri Semarapura, sehingga corak arsitektur bangunannya pun merupakan kombinasi kolonial lokal.Ruangan yang menyimpan koleksi Emilio Ambron yang seluruhnya ada 69 buah disimpan dalam dua ruangan. Koleksi itu secara resmi disumbangkan ke Museum Semarajaya pada tanggal 14 Juni tahun 1996, hanya 10 hari setelah ia meninggal dunia, merupakan hasil karyanya dalam rentang waktu 50 tahun.

Lukisan dan patung Ambron ini menggambarkan keseharian kehidupan masyarakat Bali sebelum Jepang masuk setelah pecah perang Pasifik. Ada lukisan wanita Bali, yang ia tulis dalam buku hariannya pada 10 Juli 1939: “Pakaiannya terbatas pada sebuah sarung dan sepotong kain yang dilemparkan melalui bahu, sementara rambutnya digelung dalam sebuah sorban besar”. Lukisannya berjudul “Blue Turban” dan “Balinese Girl, with white waterlily”, bertahun 1942.Pada ruangan di bagian lain Museum Semarajaya juga menampilkan jejak peninggalan Kerajaan Klungkung, diantaranya sebuah kursi antik serta foto-foto raja beserta keluarganya. Ada dokumentasi foto yang memperlihatkan Ida I Dewa Agung Rai, Adipati Agung dan Penasehat Utama semasa pemerintahan Ida I Dewa Agung Putra III (1850 – 1903), serta foto para pembesar kerajaan semasa Ida I Dewa Agung Gede Jambe.Benda menarik lainnya di Museum Semarajaya adalah peralatan tradisional Palungan dan Beleng, terbuat dari batang pohon kelapa, digunakan dalam proses pembuatan garam secara tradisional Bali. Pada dinding Museum Semarajaya dipasang langkah-langkah pembuatan garam tradisional pada jaman dahulu. Pembuatan garam secara tradisional Bali kini masih bisa ditemui, namun caranya telah mengalami perubahan.




















Artikel Terkait


EmoticonEmoticon