Taman di bagian tengah yang asri dan pendopo yang dilewati pejalan saat keluar dari ruang depan menuju ke Museum Antonio Blanco Renaissance. Patung Siwa bertangan empat berdiri di atas lembu kendaraannya terlihat menghiasi taman. Salah satu kaki Siwa bertumpu pada kepala ular kobra dengan leher yang terkembang. Payung-payung bali berjumbai berwarna kuning menjadi bagian ornamen bangunan.Museum Antonio Blanco Renaissance berada di Jl Raya Campuhan,Kecamatan Ubud,Kabupaten Gianyar,Bali.Dibutuhkan waktu selama 45 menit – 1 jam dari Bandara Udara Ngurah Rai Denpasar. Museum Antonio Blanco yang ada di di atas bukit dan dikelilingi oleh Sungai Campuhan membuat alam disekitarnya begitu sejuk dan adem. Jalan yang berkelok-kelok dan menanjak pun menuntut kemahiran dalam berkendara, baik motor ataupun mobil. Adalah Tjokorda Gde Agung Sukawati, Raja Ubud terakhir dari Puri Saren (1910 – 1978) yang memberikan tanah ini pada Antonio Blanco.Museum Antonio Blanco ini buka tiap hari dari pukul 09.00 – 17.00 dengan biaya tiket masuk Rp30.000* per orang untuk wisatawan lokal dan Rp80.000* untuk wisatawan mancanegara.
Memang benar kalau Antonio Blanco bukan orang Indonesia Ia lahir di Manila, Philipina pada tanggal 15 September tahun 1912 dan meninggal di Bali pada tanggal 10 Desember 1999. Pria keturunan Amerika – Spanyol ini pernah berpindah-pindah negara untuk bekerja dan mendapatkan inspirasi lukisan. Mulai dari Kalifornia (USA), Florida (USA), Hawaii, Kamboja, Jepang, hingga akhirnya tiba di Bali. Ia pun menikahi seorang gadis bernama Ni Ronji pada tahun 1953, seorang penari tradisional Bali.Saat memasuki Museum Antonio Blanco Bali,anda akan disuguhi berbagai ornamen dan patung-patung. Seperti Patung Siwa yang memiliki 4 tangan di bagian taman, gapura lengkung, patung abstrak yang ada di gerbang masuk menuju ke ruangan Museum Antonio Blanco, patung naga, patung penari Bali dengan warna keemasan di bagian balkon bangunan, serta pilar-pilar penyangga museum di lantai pertama yang terlihat begitu kokoh.Lukisan-lukisan di Museum Antonia Blanco di gantung pada dinding ruangan lantai pertama hingga ke lantai dua. Semua hasil lukisan yang dipajang di Museum Antonio Blanco menceritakan daya tariknya terhadap seni lukis, terutama dalam bentuk karya feminim yang begitu runtut hingga akhir hayatnya, yaitu mulai tahun 1937 hingga 1999.Saking banyaknya lukisan wanita yang terpajang di dinding Museum Antonio Blanco, banyak orang yang memberi predikat pada sang maestro sebagai pelukis feminim karena sebagian besar fokus lukisannya adalah kaum hawa. Bahkan Antonio Blanco sangat identik dan punya kaitan begitu erat dengan wanita dan lukisan feminim yang lebih menonjolkan aura romantis-ekspresif.

Jumat, 13 Oktober 2017
Museum Antonio Blanco Renaissance-Kabupaten Gianyar
Share to your friends
Artikel Terkait
- Museum Semarajaya berada di Jl Untung Suropati,Kelurahan Semarapura kelod,Kecamatan Klung
- Candi Gunung Kawi atau Candi Tebing Awi adalah situs purbakala yang dilindungi di Bali.y
- Tak lengkaplah rasanya jika melewatkan wisata kuliner saat berkunjung ke kampung turis Ub
- Cocoon Beach Club Bali berada di Jalan Double Six No. 66, Blue Ocean Boulevard,Seminyak K
- Air Terjun Banyumala berada di Desa Wanagiri,Kecamatan Sukasada,Kabupaten Buleleng Banyum
- Museum Neka Art Ubud ini berada di Jl Raya Campuhan,Kedewatan,Ubud,kabupaten Gianyar,Bali
Newsletter
Berlangganan artikel terbaru dari blog ini langsung via email
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon